Bank Sebagai Pembeli dalam Akuntansi Istishna

| Mei 15, 2019 |
Bank Sebagai Pembeli dalam Akuntansi Istishna - Hallo semua method akuntansi, Pada Postingan kali ini yang berjudul Bank Sebagai Pembeli dalam Akuntansi Istishna, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Akuntansi Syariah, ini dapat anda pahami. dan bermanfaat, selamat membaca.

Judul : Bank Sebagai Pembeli dalam Akuntansi Istishna
link : Bank Sebagai Pembeli dalam Akuntansi Istishna

Baca juga


Bank Sebagai Pembeli dalam Akuntansi Istishna

Bank Sebagai Pembeli dalam Akuntansi Istishna - Mari kita bahas dengan materi dibawah ini:

01 Bank mengakui aktiva istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui hutang istishna kepada penjual.

02 Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada subkontraktor. Keterlambatan penyerahan barang pesanan, disebabkan kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank

Pada saat menerima garansi, dicatat secara ekstrakomtabel Bank mendapat klaim dari pembeli akhir
Dr. Beban kerugian keterlambatan xxxx
Cr. Kas / hutang xxxx
Klaim bank kepada sub-kontraktor
Dr. Piutang Istishna jatuh tempo xxxx
Cr. Pendapatan non operasi xxxx

Bank Sebagai Pembeli dalam Akuntansi Istishna



03 Jika bank menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada subkontraktor, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada subkontraktor.

04 Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.

05 Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.

Penerimaan barang pesanan tidak sesuai dengan spesifikasi dan jadwal yang direncanakan:
a. Jika bank menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada sub-kontraktor, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang istishna jatuh tempo kepada sub-kontraktor dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang Reverse semua jurnal sebelumnya
Dr. Piutang istishna jatuh tempo xxxx
Cr. Aktiva Istishna xxxx
Dr. Beban penyisihan kerugian piutang xxxx
Cr. Penyisihan piutang istishna xxxx

b. Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi bank pada periode berjalan.
Dr. Kerugian penurunan aktiva istishna xxxx
Cr. Aktiva istishna xxxx

Back to Top