Tampilkan postingan dengan label Akuntansi Perusahaan Dagang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akuntansi Perusahaan Dagang. Tampilkan semua postingan

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Laporan keuangan (Financial Statement) perusahaan dagang - - Adalah Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Yang pokok terdiri atas laporan laba/rugi, laporan perubahan, neraca, dan laporan arus kas.


Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar pendapatan dan beban selama periode tertentu. Laporan laba/rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu laporan laba/rugi bentuk multiple steps dan laporan laba/rugi bentuk single step. Dalam laporan laba/rugi bentuk single step, unsur-unsur pendapatan dan beban disajikan secara keseluruhan. Adapun dalam laporan laba/rugi bentuk multiple steps, unsur-unsur pendapatan dan beban dibagi menjadi beberapa bagian. Laporan laba/rugi bentuk single step dan multiple steps disajikan seperti berikut.

a. Laporan Laba/Rugi Bentuk Single Step

Laporan Laba/Rugi Bentuk Single Step


b. Laporan Laba/Rugi Bentuk Multiple Steps

Laporan Laba/Rugi Bentuk Multiple Steps 1

Laporan Laba/Rugi Bentuk Multiple Steps 2



Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal, yaitu ikhtisar perubahan modal pemilik yang terjadi selama periode tertentu. Komponen penghitungan dalam laporan perubahan modal terdiri atas modal awal, laba bersih, periode berjalan, pengambilan pribadi (prive), dan modal akhir. Berikut disajikan contoh bentuk laporan perubahan modal.

Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)



Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal pemilik pada tanggal tertentu. Bentuk neraca dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk laporan. Pada umumnya per usahaan menggunakan neraca bentuk laporan. Berikut disajikan contoh neraca bentuk skontro dan laporan.
a. Neraca Bentuk Skontro

Neraca Bentuk Skontro


b. Neraca Bentuk Laporan

Neraca Bentuk Laporan 1

Neraca Bentuk Laporan 2



Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas yang diterima, seperti pendapatan tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan, seperti beban-beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan pengambilan prive. Secara sederhana, bentuk laporan arus kas disajikan seperti berikut.

Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)





Contoh Pengerjaan Soal Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Berikut disajikan contoh soal dan penyelesaiannya mulai dari pencatatan ke dalam jurnal khusus, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuangan. Neraca saldo (trial balance) Perusahaan Surya Sejati pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.

Kas Rp 23.328.000,00
Piutang dagang Rp 44.976.000,00
Persediaan barang dagangan Rp 99.120.000,00
Asuransi dibayar di muka Rp 3.000.000,00
Perlengkapan toko Rp 2.040.000,00
Peralatan toko Rp 43.440.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan toko Rp 10.080.000,00
Utang usaha Rp 30.800.000,00
Modal Nyonya Melani Rp 143.416.000,00
Prive Nyonya Melani Rp 20.000.000,00
Penjualan Rp 585.280.000,00
Retur penjualan dan pengurangan harga Rp 10.880.000,00
Potongan penjualan Rp 4.160.000,00
Pembelian Rp 398.032.000,00
Beban gaji bagian penjualan Rp 59.520.000,00
Beban iklan Rp 14.400.000,00
Beban penjualan rupa-rupa Rp 2.240.000,00
Beban gaji bagian kantor Rp 23.520.000,00
Beban sewa Rp 19.600.000,00
Beban administrasi rupa-rupa Rp 1.320.000,00


Selama Desember 2007 dilakukan transaksi berikut.
1 Desember, dibayar sewa untuk Desember Rp1.920.000,00.
1 Desember, diterima wesel tagih Rp6.000.000,00 dari Per usaha an Sakti untuk pembayaran utang usahanya.
2 Desember, dibeli barang dagangan secara kredit dari Perusahaan Setia, dengan syarat 2/10, n/30, sebesar Rp20.000.000,00.
3 Desember, dibayar beban transportasi untuk pembelian tanggal
2 Desember Rp600.000,00.
5 Desember, dijual barang dagangan secara kredit kepada Per usahaan Antik dengan syarat 2/10, n/30.
7 Desember, diterima uang sebesar Rp13.520.000,00 dari Perusahaan Raksa untuk pembayaran utang usaha.
10 Desember, dijual barang secara tunai Rp14.640.000,00.
12 Desember, dibayar barang dagangan yang dibeli tanggal 2 Desember.
13 Desember, diterima kembali barang dagangan yang dijual pada 5 Desember sebesar Rp1.200.000,00.
14 Desember, dibayar beban iklan untuk setengah bulan terakhir Desember Rp2.000.000,00.
15 Desember, diterima kas dari penjualan pada 5 Desember.
19 Desember, dibeli barang dagangan sebesar Rp6.920.000,00 secara tunai.
19 Desember, dibayar Rp20.760.000,00 kepada Perusahaan Shinta untuk melunasi utang usaha.
20 Desember, dijual barang dagangan secara kredit kepada Per usahaan Jaya, sebesar Rp12.800.000,00 dan syarat pem bayaran 1/10, n/30.
21 Desember, dibayar beban pengiriman untuk penjualan 20 Desember sebesar Rp480.000,00.
21 Desember, diterima kas sebesar Rp24.800.000,00 dari Perusaha an Abadi untuk pembayaran utang usaha.
21 Desember, dibeli barang dagangan secara kredit dari Per usahaan Melati dengan syarat-syarat 1/10, n/30 sebesar Rp10.000.000,00.
24 Desember, dikembalikan sebuah barang dagangan sebesar Rp2.000.000,00 dari pembelian ba rang tanggal 21 Desember.
25 Desember, dikembalikan uang tunai atas penjualan tunai sebesar Rp600.000,00.
27 Desember, dibayar gaji bagian penjualan Rp2.160.000,00 dan gaji bagian kantor Rp720.000,00.
29 Desember, dibeli perlengkapan toko secara tunai sebesar Rp280.000,00.
30 Desember, dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Genius dengan syarat 2/10, n/30 Rp34.790.000,00.
30 Desember, diterima kas penjualan tanggal 20 Desember.
30 Desember, dibayar pembelian 21 Desember.


Data penyesuaian pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut.
a. Pendapatan bunga dari wesel tagih yang belum diterima sebesar Rp80.000,00.
b. Persediaan akhir barang dagangan sebesar Rp75.854.000,00.
c. Asuransi yang terpakai sebesar Rp1.000.000,00.
d. Perlengkapan toko yang tersisa sebesar Rp840.000,00.
e. Penyusutan peralatan toko sebesar Rp7.088.000,00.
f. Gaji yang belum dibayar, yaitu gaji bagian penjualan sebesar Rp320.000,00 dan gaji bagian kantor Rp112.000,00.

Berdasarkan data tersebut, dibuat jurnal khusus dan buku besar seperti berikut.

jurnal khusus dan buku besar 1

jurnal khusus dan buku besar 2

jurnal khusus dan buku besar 3

jurnal khusus dan buku besar 4

jurnal khusus dan buku besar 5

jurnal khusus dan buku besar 6

jurnal khusus dan buku besar 7

jurnal khusus dan buku besar 8

jurnal khusus dan buku besar 9

jurnal khusus dan buku besar 10


Berdasarkan saldo akun yang ada pada buku besar Perusahaan Surya Sejati, dapat disusun neraca saldo seperti berikut.

neraca saldo


Berdasarkan data penyesuaian Perusahaan Surya Sejati, dapat disusun jurnal penyesuaian seperti berikut.

jurnal penyesuaian

Kertas Kerja


Selanjutnya dapat disusun laporan keuangan seperti berikut.
a. Laporan laba/rugi

Laporan laba/rugi 1

Laporan laba/rugi 2


b. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal


c. Neraca

Neraca 1

Neraca 2


d. Laporan arus kas

Laporan arus kas


Sekian mengenai Laporan Keuangan Perusahaan Dagang, semoga ini dapat menambah pengetahuan anda.

Neraca Saldo dan Neraca Lajur Perusahaan Dagang

Neraca Saldo dan Neraca Lajur Perusahaan Dagang - Langsung saja kita bahas berdasar materi berikut.


Neraca Saldo (Trial Balance)

Berdasarkan Bagan 1.1 tentang siklus akuntansi, langkah selanjutnya setelah dilakukan posting ke dalam buku besar, yaitu menyusun neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar saldo setiap akun yang ada dalam buku besar pada suatu waktu tertentu. Fungsi neraca saldo, di antaranya untuk membuktikan keseim bangan jumlah debet dan kredit serta menguji kebenarannya.

Selain itu, neraca saldo berguna untuk melihat posisi aktiva, kewajiban, dan modal setelah posting ke buku besar dari setiap akun yang ada dalam sebuah perusahaan. Berdasarkan saldo-saldo buku besar Perusahaan Abadi Jaya, dapat disusun neraca saldo sebagai berikut.

Contoh Neraca Saldo (Trial Balance)




Neraca Lajur (Work Sheet)

Neraca lajur merupakan alat yang digunakan untuk me ngum pul kan data akuntansi serta mengikhtisarkan ayat jurnal penye suaian dan saldo akun untuk menyusun laporan keuangan. Neraca lajur bukan bagian dari jurnal, buku besar, atau laporan keuangan. Neraca lajur hanya sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam buku Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI, bahwa neraca lajur dapat disusun dalam bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, dan 12 kolom.

Neraca Lajur (Work Sheet) 6 kolom


Neraca Lajur (Work Sheet) 12 kolom

Kolom-kolom yang ada dalam neraca saldo, di antaranya sebagai berikut.
a. Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri atas kolom debet dan kredit. Kolom neraca saldo berisi nilai setiap akun pada akhir periode akuntansi (biasanya pada 31 Desember) yang dapat dilihat pada buku besar setiap akun.
b. Penyesuaian
Kolom penyesuaian terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian dilakukan untuk menggambarkan ketepatan besarnya nilai setiap akun.
c. Neraca Saldo Disesuaikan
Neraca saldo disesuaikan disusun dengan cara meng gabungkan angka pada neraca saldo dan penyesuaian.
d. Laporan Laba/Rugi
Kolom laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dari neraca saldo disesuaikan.
e. Neraca
Kolom neraca berisi angka-angka semua akun riil, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal dari neraca saldo disesuaikan.

Harga Pokok Penjualan HPP

Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) HPP Perusahaan Dagang - Beban yang paling utama yang harus dikeluarkan oleh per usahaan dagang, yaitu harga pokok penjualan. Nilai yang ditunjukkan dalam akun harga pokok penjualan merupakan harga pokok barang dagangan yang dijual kepada pelanggan (harga beli barang dagangan tersebut).


Cara menghitung harga pokok penjualan, yaitu sebagai berikut.



cara menghitung hpp

cara menghitung harga pokok penjualan


Macam Transaksi Perusahaan Dagang

Transaksi Perusahaan Dagang - Secara garis besar, transaksi perusahaan dagang yang sering terjadi dibagi menjadi empat, yaitu pembelian, pengeluaran kas, penjualan, dan penerimaan kas.


Pembelian

Transaksi pembelian hanya meliputi pembelian barang dagang an, yaitu barang yang akan dijual kembali kepada pelanggan. Transaksi pembelian ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.

1) Beban Angkut Pembelian
Beban angkut pembelian akan menambah nilai pembelian. Pencatatan pengeluaran untuk beban angkut bergantung pada syarat penyerahan barang yang telah disepakati. Syarat penyerahan barang yang biasa di guna kan, di antaranya FOB shipping point dan FOB destination point.

Beban Angkut Pembelian


a) Free on Board Shipping Point/FOB Shipping Point
Berdasarkan syarat ini, pihak pembeli menanggung biaya angkut pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli.
b) Free on Board Destination Point/FOB Destination Point
Berdasarkan syarat ini, pihak penjual menanggung beban angkut pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli.

2) Potongan Tunai Pembelian
Potongan tunai pembelian akan mengurangi jumlah pem be li an. Perusahaan akan mendapatkan potongan tunai pembeli an pada saat membeli barang dagangan atau barang lainnya secara tunai atau membayar utang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati. Misalnya, syarat pemba yarannya 3/10, n/60. Angka 3 me nunjuk kan besarnya potongan (dalam persen), 10 me nunjukkan lamanya waktu pembayaran yang mendapatkan potongan sejak tanggal terjadinya transaksi, dan n/60 menunjukkan jangka waktu pelunasan. Dengan demikian, syarat 3/10, n/60 berarti akan mendapat potongan sebesar 3%, jika pem bayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari atau kurang dari 10 hari sejak terjadinya transaksi dan jangka waktu pelunasannya selama 60 hari.

3) Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Retur pembelian dan pengurangan harga akan mengurangi nilai pembelian barang dagangan. Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga terjadi pada saat barang yang dipesan tidak sesuai dengan pesanan. Jika ada barang yang tidak sesuai dengan pesanan atau rusak, perusahaan yang membeli dapat mengembalikan barang tersebut kepada penjual. Selanjutnya, transaksi tersebut dicatat dalam akun retur pembelian dan pengurangan harga.


Pengeluaran Kas

Jika waktu pembayaran sudah jatuh tempo, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah kas untuk melunasi utang tersebut. Selain itu, perusahaan juga akan mengeluarkan sejumlah kas untuk membeli barang dagangan dan membeli barang atau jasa lain secara tunai.


Penjualan

Transaksi penjualan hanya meliputi penjualan barang dagangan. Transaksi penjualan ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.

1) Potongan Tunai Penjualan
Potongan tunai penjualan akan mengurangi jumlah penju al an. Perusahaan akan memberikan potongan tunai penjualan pada saat menjual barang dagangan secara tunai dengan syarat-syarat tertentu atau menerima pelunasan piutang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati.

2) Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Retur penjualan dan pengurangan harga akan mengurangi nilai penjualan. Pengiriman barang dagangan tidak selamanya berjalan dengan baik. Barang dagangan bisa saja mengalami kerusakan dalam perjalanan atau tidak sesuai dengan yang di pesan sehingga mungkin saja pembeli me ngembalikan barang yang rusak tersebut dan perusahaan harus menerimanya.


Penerimaan Kas

Perusahaan akan menerima sejumlah kas pada saat pelanggan membayar utangnya kepada perusahaan dan menjual barang dagangan atau barang lainnya secara tunai. Perusahaan juga akan menerima kas dari kegiatan lain di luar usaha pokok perusahaan. Misalnya, penerimaan kas dari pendapatan bunga. Transaksi-transaksi perusahaan dagang tersebut dapat di ringkas dalam bentuk Bagan 1.2 berikut.

penerimaan kas

Jurnal Penutup

Jurnal Penutup (Closing Entry) - Adalah Pada Bab 1, telah dibahas Siklus Akuntansi untuk Perusahaan Dagang mulai dari pencatatan, posting jurnal ke buku besar, membuat neraca saldo, neraca lajur, jurnal penyesuaian, dan laporan keuangan. Apakah setelah laporan keuangan disusun, siklus akuntansi sudah selesai? Jawabannya belum karena masih harus dilakukan tahap penutup an siklus akuntansi perusahaan dagang dengan membuat jurnal penutup.

Ayat jurnal penutup (closing journal entry) adalah ayat jurnal yang digunakan untuk meng hilang kan saldo akun sementara agar dapat digunakan untuk transaksi akuntansi periode berikutnya. Akun pendapatan dan beban merupakan akun sementara. Oleh karena itu, pada akhir periode nilai kedua akun tersebut harus dijadikan nol. Pengambilan pribadi (prive) juga merupakan akun sementara yang harus ditutup pada akhir periode.

Jurnal penutup untuk akun sementara, yaitu sebagai berikut.



Menutup Seluruh Akun Pendapatan
Pendapatan utama perusahaan dagang diperoleh dari pen jualan. Oleh karena itu, akun penjualan ditutup dengan mendebet akun penjualan dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutup yang dibuat untuk memindahkan akun pengurang pen jualan, yaitu sebagai berikut.

Penjualan Rpxxxxx (D)
Retur penjualan dan pengurangan harga Rpxxxxx (K)
Potongan penjualan Rpxxxxx (K)

Adapun jurnal untuk menutup penjualan bersih, yaitu sebagai berikut.
Penjualan Rpxxxxx (D)
Ikhtisar laba/rugi Rpxxxxx (K)


Menutup Seluruh Akun Beban
Pembelian termasuk beban utama yang dikeluarkan perusahaan dagang untuk memperoleh barang dagangan. Oleh karena itu, pembelian atau harga pokok penjualan ditutup ke akun ikhtisar laba/ rugi. Jurnal untuk memindahkan akun pengurang dan penambah pembelian, yaitu sebagai berikut.

Retur pembelian dan pengurangan harga Rpxxxxx (D)
Potongan pembelian Rpxxxxx (D)
Pembelian Rpxxxxx (K)
Pembelian Rpxxxxx (D)
Beban angkut pembelian Rpxxxxx (K)

Adapun jurnal untuk menutup pembelian bersih, yaitu sebagai berikut.
Ikhtisar laba/rugi Rpxxxxx (D)
Pembelian Rpxxxxx (K)

Akun beban operasional lainnya ditutup dengan cara mengkreditkan jumlah beban yang ada dalam laporan laba/rugi karena saldo normal akun beban di sebelah debet. Sebaiknya diurutkan dari nilai beban terbesar sampai nilai beban terkecil. Jurnal penutup yang dibuat, yaitu sebagai berikut.

Ikhtisar laba/rugi Rpxxxxx (D)
Beban gaji Rpxxxxx (K)
Beban bunga Rpxxxxx (K)
Beban asuransi Rpxxxxx (K)


Menutup Laba atau Rugi
Selisih antara ikhtisar laba/rugi sisi debet dan sisi kredit ditutup ke akun modal. Jika selisih ikhtisar laba/rugi di sebelah debet, berarti perusahaan memperoleh laba. Jurnal penutup yang dibuat, yaitu sebagai berikut.

Ikhtisar laba/rugi Rpxxxxx (D)
Modal Rpxxxxx (K)

Jika selisih ikhtisar laba/rugi di sebelah kredit, berarti perusahaan menderita kerugian. Jurnal penutup yang dibuat, yaitu sebagai berikut.

Modal Rpxxxxx (D)
Ikhtisar laba/rugi Rpxxxxx (K)


Menutup Akun Pengambilan Pribadi (Prive)
Pengambilan pribadi bersaldo normal di sebelah debet. Oleh karena itu, penutupan dibuat dengan mengkreditkan akun tersebut seperti berikut.

Modal Rpxxxxx (D)
Pengambilan pribadi (prive) Rpxxxxx (K)

Jika jurnal penutup telah dibuat, akun-akun yang dibuatkan jurnal penutup akan memiliki saldo yang berbeda dengan jumlah sebelum jurnal penutup, yaitu memiliki saldo nol. Oleh karena itu, perubahan yang diakibatkan jurnal penutup tersebut harus di-posting ke buku besar. Cara mem-posting jurnal penutup sama dengan cara mem-posting jurnal khusus ke buku besar atau mem-posting jurnal umum ke buku besar, yaitu seperti berikut.

mem-posting jurnal umum ke buku besar


Jurnal penutup untuk kasus Perusahaan Surya Sejati, yaitu sebagai berikut.

Jurnal Penutup 1

Jurnal Penutup 2



Sekian mengenai Jurnal Penutup, semoga ini dapat membantu kalian semua

Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entry) Perusahaan Dagang - Adalah digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. Selain itu, digunakan juga untuk mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian, antara lain dibuat untuk hal-hal sebagai berikut.


Beban Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar di Muka)
Saldo beban yang dibayar terlebih dahulu harus disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Misalnya, pada 1 Desember 2007 perusahaan membayar beban sewa untuk jangka waktu 6 bulan sebesar Rp1.200.000,00. Pada akhir tahun (31 Desember 2007), beban tersebut baru terpakai satu bulan. Dengan demikian, beban yang telah dibayar untuk 5 bulan harus dikoreksi karena jumlah tersebut tidak mencerminkan keadaan beban perusahaan yang sebenarnya. Besarnya beban sewa dibayar di muka yang harus ada dalam jurnal dibuat berdasarkan garis waktu berikut.

Beban Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar di Muka)


Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Sewa dibayar di muka Rp1.000.000,00 (D)
Beban sewa Rp1.000.000,00 (K)


Pendapatan yang Belum Direalisasi (Pendapatan Diterima di Muka)
Sama dengan beban dibayar di muka, pendapatan yang belum direalisasikan harus disesuaikan agar jumlah pendapatan yang tercantum dalam laporan laba/rugi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya, pada 1 November 2007 perusahaan me nerima pendapatan sewa untuk 1 tahun sebesar Rp3.600.000,00. Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat didasarkan pada garis waktu adalah sebagai berikut.

Pendapatan yang Belum Direalisasi (Pendapatan Diterima di Muka) sebagai kewajiban

Pendapatan yang Belum Direalisasi (Pendapatan Diterima di Muka) sebagai pendapatan



Beban yang Belum Dibayar
Berbeda dengan beban dibayar di muka, beban yang belum dibayar merupakan biaya yang akan dibayar pada periode yang akan datang. Misalnya, gaji karyawan dibayar setiap tanggal 3. Pada akhir periode (31 Desember) perusahaan belum membayar jasa yang diberikan karyawan terhitung mulai 4 Desember sampai 31 Desember karena pembayaran akan dilakukan pada 4 bulan berikutnya sebesar Rp3.000.000,00. Dengan demikian, perusahaan memiliki utang kepada karyawan. Utang inilah yang harus dibuat jurnal penyesuaiannya. Jurnal penye suaian dapat dibuat berdasarkan garis waktu berikut.

Beban yang Belum Dibayar



Pendapatan yang Belum Diterima
Pendapatan yang belum diterima merupakan pendapatan yang akan diterima pada periode yang akan datang. Misalnya, perusahaan menerima pendapatan bunga setiap 1 April dan 1 Oktober sebesar Rp180.000,00. Jurnal penyesuaian dibuat berdasarkan garis waktu berikut.

Pendapatan yang Belum Diterima



Pemakaian Perlengkapan
Selama tahun berjalan, jumlah perlengkapan yang dibeli akan berkurang karena pemakaian yang terus-menerus sehingga jumlah yang tercantum dalam neraca saldo tidak menunjukkan jumlah yang sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan jurnal penyesuaian untuk mencatat jumlah pemakaian selama tahun agar jumlah perlengkapan yang ada sesuai dengan jumlah sebenarnya. Misal nya, pada 1 Januari 2007 terdapat perlengkapan sebesar Rp1.500.000,00. Selama tahun 2007 perusahaan membeli perlengkapan sebesar Rp12.500.000,00. Adapun jumlah perlengkapan pada 31 Desember sebesar Rp2.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat, yaitu sebagai berikut.

Beban perlengkapan Rp12.000.000,00 (D)
Perlengkapan Rp12.000.000,00 (K)


Penyusutan Aktiva Tetap
Biaya untuk memperoleh aktiva tetap merupakan beban untuk perusahaan. Biaya tersebut harus dialokasikan menjadi beban sesuai dengan lamanya waktu penggunaan aktiva (umur ekonomis aktiva). Misalnya, perusahaan membeli peralatan toko Rp20.000.000,00. Peralatan toko tersebut disusutkan 10% dari harga perolehan. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mengalokasi biaya tersebut, yaitu sebagai berikut.

Beban penyusutan peralatan toko Rp2.000.000,00 (D)
Akumulasi penyusutan peralatan toko Rp2.000.000,00 (K)


Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang dagangan yang harus disesuaikan, yaitu persediaan barang dagangan awal dan akhir.

a. Penyesuaian terhadap Saldo Persediaan Barang Dagangan Awal
Saldo persediaan barang dagangan awal merupakan per sediaan barang dagangan yang siap untuk dijual pada tahun yang bersangkutan. Pada akhir periode, jumlah tersebut tidak men cermin kan persediaan barang dagangan yang sebenarnya karena jumlah persediaan awal barang dagangan kemung kinan besar telah habis dijual. Misalnya, terdapat persediaan barang dagangan awal sebesar Rp5.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat, yaitu sebagai berikut.

Ikhtisar laba/rugi Rp5.000.000,00 (D)
Persediaan barang dagangan Rp5.000.000,00 (K)

b. Penyesuaian terhadap Saldo Akhir Persediaan Barang Dagangan
Pada akhir periode akuntansi, jumlah persediaan barang dagang an yang ada di perusahaan dagang mengalami perubahan akibat adanya pembelian dan penjualan barang dagangan. Oleh karena itu, saldo persediaan barang dagangan pada akhir periode harus disesuaikan. Misalnya, terdapat data persediaan barang dagangan akhir sebesar Rp4.500.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat, yaitu sebagai berikut.

Persediaan barang dagangan Rp4.500.000,00 (D)
Ikhtisar laba/rugi Rp4.500.000,00 (K)

Selain menggunakan pendekatan ikhtisar laba/rugi, penye suaian persediaan barang dagangan juga dapat dicatat dengan pendekatan harga pokok penjualan. Penyesuaian dengan meng gunakan pendekatan harga pokok penjualan, meliputi akun persediaan barang dagangan awal, pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga, potongan pembelian, dan persediaan barang dagangan akhir.
1) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan Awal
Harga pokok penjualan Rpxxxx (D)
Persediaan barang dagangan Rpxxxx (K)
2) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Pembelian
Harga pokok penjualan Rpxxxx (D)
Pembelian Rpxxxx (K)
3) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Beban Angkut Pembelian
Harga pokok penjualan Rpxxxx (D)
Beban angkut pembelian Rpxxxx (k)
4) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Retur pembelian dan pengurangan harga Rpxxxx (D)
Harga pokok penjualan Rpxxxx (K)
5) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Potongan Pembelian
Potongan tunai pembelian Rpxxxx (D)
Harga pokok penjualan Rpxxxx (K)
6) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan Akhir
Persediaan barang dagangan Rpxxxx (D)
Harga pokok penjualan Rpxxxx (K)


Sekian mengenai Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang, semoga ini semua dapat membantu

Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang

Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang – Adalah langsung saja kita bahas sebagai berikut.


Definisi Perusahaan Dagang

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan usaha yang bersifat tetap, terus-menerus, didirikan, bekerja, dan berkedudukan di tempat tertentu dengan tujuan memperoleh laba atau keuntungan.

Tujuan setiap per usahaan, yaitu untuk memaksimalkan keuntungan yang dihasil kan. Keuntungan atau laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima perusahaan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dari jumlah yang harus dike lu ar kan untuk meng hasilkan dan menjual barang atau jasa tersebut. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualnya kembali kepada pe langgan tanpa diproses terlebih dahulu atau tanpa diubah bentuknya. Bentuk perusahaan dagang, antara lain supermarket, penyalur atau distributor, retailer, dan pengecer.

Berdasarkan definisi perusahaan dagang, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri perusahaan dagang, yaitu sebagai berikut.
a. Perusahaan dagang membeli barang dagangan untuk dijual kembali kepada pelanggan.
b. Barang dagangan yang dibeli tidak diproses terlebih dahulu sebelum dijual kepada pelanggan.
c. Dalam menghasilkan pendapatan, dilakukan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan.
d. Penjualan merupakan pendapatan untuk perusahaan dagang.
e. Biaya untuk memperoleh barang dagangan dilaporkan sebagai harga pokok penjualan.
f. Barang dagangan yang belum terjual disebut persediaan barang dagangan yang dilaporkan sebagai aktiva lancar dalam neraca.


siklus akuntansi perusahaan dagang



Transaksi Perusahaan Dagang

Secara garis besar, transaksi perusahaan dagang yang sering terjadi dibagi menjadi empat, yaitu pembelian, pengeluaran kas, penjualan, dan penerimaan kas.

a. Pembelian
Transaksi pembelian hanya meliputi pembelian barang dagang an, yaitu barang yang akan dijual kembali kepada pelanggan. Transaksi pembelian ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Beban Angkut Pembelian
2) Potongan Tunai Pembelian
3) Retur Pembelian dan Pengurangan Harga

b. Pengeluaran Kas

c. Penjualan
Transaksi penjualan hanya meliputi penjualan barang dagangan. Transaksi penjualan ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Potongan Tunai Penjualan
2) Retur Penjualan dan Pengurangan Harga

d. Penerimaan Kas

penerimaan kas



Jurnal Khusus (Special Journal)

Transaksi perusahaan dagang secara garis besar terdiri atas transaksi pembelian, penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Transaksi-transaksi tersebut terjadi secara rutin atau berulangulang selama satu periode akuntansi. Oleh karena itu, pencatatan transaksi perusahaan dagang dilakukan dalam jurnal khusus. Namun, untuk transaksi yang jarang terjadi tetap dicatat dalam jurnal umum. Misalnya, transaksi pengembalian barang (retur) dan potongan.

a. Jurnal Pembelian (Purchase Journal)
b. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
c. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
d. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)


Sistem Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang

Pencatatan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan dapat dicatat dengan dua metode, yaitu sistem perpetual dan sistem periodik.

a. Sistem Perpetual (Perpetual System)
Pada sistem perpetual, pembelian dan penjualan barang dagangan dicatat pada akun persediaan barang dagangan (merchandise inventory) sehingga pergerakan barang dagangan selalu dicatat, baik yang tersedia untuk dijual maupun yang telah dijual.

b. Sistem Periodik (Periodic System)
Berbeda dengan sistem perpetual, pada sistem periodik pergerakan barang dagangan sepanjang periode akuntansi tidak dicatat. Pada akhir periode, perusahaan harus menghitung per sediaan yang masih tersisa secara fisik untuk menentukan jumlah barang dagangan yang terjual dan tersisa. Berikut di sajikan bentuk ayat jurnal untuk kedua sistem pen catatan tersebut.

Pencatatan transaksi perpectual

Pencatatan transaksi periodik


Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal dan Pemindahbukuan Jurnal ke Buku Besar

Seluruh transaksi perusahaan dagang dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal umum, baik dengan menggunakan sistem perpetual maupun sistem periodik. Selanjutnya, jurnal tersebut dipindah bukukan ke dalam buku besar. Buku besar (ledger) adalah sekelompok akun/perkiraan yang digunakan oleh perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam perusahaan beserta nilainya. Pemindahbukuan (posting), yaitu proses memindahkan jumlah yang terdapat dalam jurnal ke buku besar sesuai dengan akunnya masing-masing.



Sekian mengenai Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang, semoga ini dapat membantu menambah pengetahuan anda

Jurnal Khusus Perusahaan Dagang

Jurnal Khusus Perusahaan Dagang - Adalah (Special Journal) Transaksi perusahaan dagang secara garis besar terdiri atas transaksi pembelian, penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Transaksi-transaksi tersebut terjadi secara rutin atau berulangulang selama satu periode akuntansi. Oleh karena itu, pencatatan transaksi perusahaan dagang dilakukan dalam jurnal khusus. Namun, untuk transaksi yang jarang terjadi tetap dicatat dalam jurnal umum. Misalnya, transaksi pengembalian barang (retur) dan potongan.

Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi berulang-ulang dan sejenis. Dalam jurnal khusus, setiap jenis transaksi dikelompokkan berdasarkan jenis transaksinya sehingga pencatatannya lebih mudah. Oleh karena itu, tujuan peng gunaan jurnal khusus, di antaranya untuk memper mudah proses pencatatan transaksi dan mengurangi biaya yang harus dikeluar kan untuk mencatat transaksi tersebut. Sesuai dengan transaksi yang terjadi dalam perusahaan dagang, jurnal khusus dibagi menjadi empat, yaitu jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal penjualan, dan jurnal pengeluaran kas.


Jurnal Pembelian (Purchase Journal)

Jurnal pembelian adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan atau aktiva lainnya secara kredit. Bentuk jurnal pembelian, yaitu sebagai berikut.

Jurnal Pembelian (Purchase Journal)



Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)

Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan kas yang dilakukan per usahaan. Bentuk jurnal penerimaan kas, yaitu sebagai berikut.

Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)



Jurnal Penjualan (Sales Journal)

Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan dan barang lain secara kredit. Bentuk jurnal penjualan, yaitu sebagai berikut.

Jurnal Penjualan (Sales Journal)



Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)

Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua pengeluaran kas. Bentuk jurnal penge luaran kas, yaitu sebagai berikut.

Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)


Pada perusahaan dagang, jurnal umum digunakan untuk men catat semua transaksi yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari keempat jurnal khusus tersebut. Misalnya, transaksi retur pembelian dan pengurangan harga serta retur penjualan dan pengurangan harga. Bentuk jurnal umum, sama seperti pada perusahaan jasa, yaitu sebagai berikut.

bentuk jurnal umum

hubungan jurnal khusus dengan jurnal umum


Sekian mengenai Jurnal Khusus Perusahaan Dagang, semoga bermanfaat.
Back to Top