5 TUJUAN AUDIT UMUM

| April 01, 2019 |
5 TUJUAN AUDIT UMUM - Hallo semua method akuntansi, Pada Postingan kali ini yang berjudul 5 TUJUAN AUDIT UMUM, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan ini dapat anda pahami. dan bermanfaat, selamat membaca.

Judul : 5 TUJUAN AUDIT UMUM
link : 5 TUJUAN AUDIT UMUM

Baca juga


5 TUJUAN AUDIT UMUM

Sebagai dasar untuk menyatukan pendapat atas laporan keuangan auditan, auditor mengumpulkan bukti audit. Meskipun catatan akuntansi menyediakan bukti audit yang cukup untuk mendukung pendapat auditor, namun catatan tersebut bukan merupakan satu-satunya bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor. Auditor juga merupakan satu-satunya bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor. Auditor juga mengumpulkan bukti audit dengan melakukan pengamatan langsung terhadap perhitungan fisik sediaan, mengajukan permintaan keterangan, dan mendapatkan bukti dari berbagai sumber dari klien.

Oleh karena itu berdasarkan dari tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.

Berikut 5 Tujuan Audit Umum Berdasarkan Asersi Manajemen Yaitu :

1. Asersi Keberadaan Atau Keterjadian


Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual pada tanggal neraca. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiaban perusahaan kepada pemasok ada tanggal neraca tersebut.

2. Asersi Kelengkapan

Asersi ini berhubungan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan.

3. Asersi Hak dan Kewajiban

Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak perusahaan atas kekayaan yang disewa gunakan usaha (leased) dan utang sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban perusahaan pada tanggal tersebut.

4. Asersi Penilaian atau Alokasi



Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan kos pemerolehannya dan kos pemerolehannya tersebut secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal neraca tersebut.

5. Asersi Penyajian dan Pengungkapan

Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu dalam laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Contohnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban yang di klasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.
Back to Top