Judul : DASAR-DASAR PROSEDUR PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN
link : DASAR-DASAR PROSEDUR PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN
DASAR-DASAR PROSEDUR PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN
Secara garis besar, prosedur audit laporan keuangan dapat di bagi menjadi dua tahap yaitu:
1. Tahap yang pertama adalah penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian.
2. Tahap yang kedua adalah penyusunan program audit untuk pengujian substansif.
Pendekatan pengujian terutama substansif ataupun pendekatan resiko pengendalian rendah, auditor tetap melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substansif. Pendekatan audit tidak didasarkan pada pendekatan pos atau rekening, tetapi dikembangkan menjadi pendekatan siklus. Siklus ini mengorganisasikan kegiatan-kegiatan perusahaan. Kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut dipilah menjadi beberapa siklus. Siklus-siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Baca Juga :7 HAL DALAM KONSEP AUDIT
1. Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan berisi aktivitas-aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa anatara perusahaan dengan para pelanggan dan proses pengumpulan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Kelas transaksi dalam siklus ini antara lain: penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan.
2. Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran berisi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan berbagai keputusan dan proses untuk memperoleh aktiva tetap, barang dan jasa yang diperlukan dalam proses operasional perusahaan dan pembayaran yang dilakukan perusahaan atas aktiva tetap, barang dan jasa yang diperoleh. Kelas transaksi dalam siklus ini antara lain: pembelian dan pengeluaran kas.
3. Siklus Personalia
Siklus personalia melibatkan berbagai transaksi yang terkait dengan aktivitas-aktivitas karyawan dan pembayarannya. Kelas transkasi dalam siklus ini adalah transaksi penggajian.
4. Siklus Produksi
Siklus produksi berkaitan dengan konversi bahan baku menjadi barang jadi. Transaksi dalam siklus ini meliputi perencanaan dan pengendalian produksi dan besarnya tingkat persediaan. Kelas transaksi dalam siklus ini adalah transaksi-transaksi manufaktur (produksi).
5. Siklus Investasi dan Pendanaan
Siklus investasi berkaian dengan aktivitas-aktivitas kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan lain. Sedangkan siklus pendanaan berkaitan dengan aktivitas-aktivitas penghimpunan dana yang berasal dari pihak lain, baik sebagai setoran modal maupun utang jangka panjang, pembayaran kembali utang jangka panjang, pembayaran bunga, dan pembayaran deviden.
6. Siklus Kas
Siklus kas merupakan akumulasi dari siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus personalia, siklus produksi, siklus investasi dan pendanaan. Seluruh transaksi dalam kelima siklus diatas memiliki kaitan dengan kas, baik langsung maupun tidak langsung. Hubungannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam melakukan prosedur audit atas laporan keuangan, auditor perlu melalukan perancangan. Perancangannya sebagai berikut:
PERANCANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
Menyusun program audit untuk pengujian pengendalian dalam berbagai kondisi dari objek yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut auditor perluu memahami system informasi akuntansi dari klien yang akan diaudit. Pemahaman terhadap system informasi akuntansi mutlak diperlukan karena pada dasarnya audit merupakan pengujian sistematis terhadap system informasi akuntansi klien.
Adapun tahap-tahap dalam Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian dapat dirinci seperti gambar dibawah ini:PERANCANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF
Pengujian susbtantif merupakan tahap audit yang memberikan bukti kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. Perancangan program substantif ditentukan oleh tujuan audit yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam pelaksanaan program pengujian susbtantif ini auditor melaksanakan berbagai macam prosedur untuk menentukan apakah saldo akun yang disajikan di dalam neraca sudah menunjukkan jumlah yang sesungguhnya.
Baca Juga : 5 Tujuan Audit Umum
Dalam tahap pengujian substantif auditor melakukan verifikasi atas dipenuhinya kelima asersi manajemen (keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, penilaian lokasi, hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan. Secara sistematis, konsep ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Program audit untuk pengujian substantif terbagi dalam 5 tahap yaitu:
Prosedur Audit Awal (Initial Procedure)
Prosedur audit awal dilakukan oleh auditor dengan melakukan rekonsiliasi antara saldo akun dengan bukti-bukti yang melampiri pencatatannya. Auditor harus yakin bahwa saldo akun yang tercatat telah didukung dengan bukti yang memadai. Prosedur Audit Awal melibatkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mengusut saldo awal dari saldo akun ke kertas kerja tahun sebelumnya.
2. Menelaah kegiatan yang tercatat dalam buku besar dan menentukan apakah ada aktivitas yang bersifat luar biasa.
3. Verifikasi perhitungan sistematis.
4. Menguji kesesuaian antara catatan dalam saldo akun dengan catatan yang ada dalam buku pembantu.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis berisi studi dan perbandingan antara data-data yang memiliki keterkaitan. Prosedurnya meliputi:
1. Penghitungan rasio
2. Analisis vertical
3. Perbandingan antara jumlah yang actual dengan data-data historis atau anggaran, penggunaan model matematika dan statistik.
Baca Juga : Judul Jurnal Akuntansi dan Manajemen
Pengujian Detail Transaksi
Auditor melakukan pengujian terhadap proses pendebitan dan pengkreditan dalam setiap akun. Aktivitas pendebitan dan pengkreditan tersebut diakibatkan adanya transaksi. Auditor berusaha untuk memperoleh keyakinan dalam ketepatan proses tersebut. Pengujian detail transaksi dilakukan dengan :
1. Mengusut jumlah saldo akun ke bukti-bukti pendukungnya.
2. Melakukan verifikasi pisah batas (cut-off) untuk menentukan ketepatan waktu pengakuan suatu transaksi.
Pengujian Detail Saldo
Pengujian detail saldo dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kepada bukti-bukti pendukung, pengusutan, pegamatan, dan inspeksi.
Penyajian dan Pengungkapan
Auditor membuat perbandingan antara penyajian yang dibuat oleh pihak manajemen dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Oleh karena itu, seorang auditor yang melakukan pemeriksaan laporan keuangan perlu memahami dengan baik prinsip akuntansi yang berlaku. Prinsip akuntansi yang berlaku digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai apakah laporan keuangan sudah disajikan dengan wajar.