Judul : MENGENAL PIUTANG DAGANG DAN BAGAIMANA CARA MENCATAT SERTA MENGHITUNGNYA
link : MENGENAL PIUTANG DAGANG DAN BAGAIMANA CARA MENCATAT SERTA MENGHITUNGNYA
MENGENAL PIUTANG DAGANG DAN BAGAIMANA CARA MENCATAT SERTA MENGHITUNGNYA
Pengertian Piutang
Piutang Dagang adalah kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelongaran yang diberikan biasanya, dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat demikian disebut penjualan kredit. Seperti syarat jual beli, misalnya 2/10, n/30.
2/10 artinya akan mendapatkan potongan penjualan ketika pembeli membayar kurang atau sama dengan 10 hari.
n/30 artinya pembeli harus melunasi utangnya dalam jangka waktu 30 hari.
Penilaian dan Pelaporan
Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah yang secara formal tercantum dalam piutang (mungkin saja piutang tersebut nanti tidak bisa dibayar oleh pelanggan). Dan jika piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih akan dicatat sebagai beban.Dengan dasar penilaian ini, piutang dilaporkan sebesar uang yang diharapkan akan diterima dari piutang yang bersangkutan.
Baca Juga : Cara Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap
Walaupun telah dinilai sebesar jumlah bersihnya (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih) namun biasanya jumlah kedua tersebut tetap disajikan. Contoh penyajian piutang yang tampak dalam neraca:
Akun piutang tak tertagih merupakan akun kontra (contra account). Walaupun saldo normal akun ini adalah kredit tetapi disajikan sebagai pengurang atas akun aktiva yang bersangkutan. Di neraca piutang dagang disajikan secara terpisah dengan piutang lain-lain. Akan tetapi apabila ada pos piutang lain-lain yang secara individu jumlahnya cukup besar, maka pos tersebut disajikan tersendiri. Piutang dagang pada umumnya digolongkan dalam kategori aktiva lancar.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Terdapat dua cara untuk menaksir jumlah penyisihan untuk piutang tak tertagih yaitu:
Berdasarkan saldo piutang dan berdasarkan saldo penjualan.
1. Penyisihan atas Dasar Saldo Piutang
Penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat dilakukan dengan jalan menetapkan suatu presentase terhadap saldo piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang awal dan akhir periode.
Contohnya Saldo piutang pada tanggal 1 Januari 2017 adalah Rp 8.750 dan saldo piutang pada tanggal 31 Desember 2017 adalah Rp 12.250. dan penyisihan piutang tak tertagih sebesar 3% dari saldo rata-rata piutang. Penyisihan piutang tak tertagih pada tanggal 31 Desember 2017 adalah…
Jumlah penyisihan sebesar Rp 315 ini harus muncul di neraca sebagai saldo pos penyisihan piutang tak tertagih. Jumlah inilah yang dikurangkan kea kun piutang dagang untuk memperoleh nilai piutang yang diharapkan dapat diterima. Untuk menentukan jumlah yang dicatat sebagai beban, perlu diperhatikan saldo awal pos penyisihan piutang tak tertagih. Apabila sebelumnya akun penyisihan bersaldo kredit sebesar Rp 145, maka beban piutang tak tertagih selama tahun 2017 adalah Rp 315 – Rp 145 = Rp 170. Seperti yang terlihat dibawah ini:
Ayat Jurnal penyesuaian yang perlu dibuat tampak sebagai berikut:
(D) Beban piutang tak tertagih Rp 170
(K) Penyisihan piutang tak tertagih Rp 170
Setelah adanya ayat jurnal penyesuaian tersebut diatas akun penyisihan piutang tak tertagih akan bersaldo Rp 315, jumlah yang memang dikehendaki pada akhir tahun. Akun beban piutang tak tertagih akan bersaldo Rp 170.
Baca Juga : Contoh Soal Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup
Sebaliknya apabila sebelum ayat jurnal penyesuaian, akun penyisihan piutang tak tertagih bersaldo debit sebesar Rp 57 maka beban piutang tak tertagih adalah Rp 315 + Rp 57 = Rp 372.
Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Beban piutang tak tertagih Rp 372
(K) Penyisihan piutang tak tertagih Rp 372
Setelah adanya ayat jurnal penyesuaian diatas akun penyisihan piutang tak tertagih akan bersaldo Rp 372.
Di samping berdasarkan rata-rata saldo piutang pada awal dan akhir periode, penyisihan piutang tak tertagih juga dapat dihitung atas dasar presentase tertentu, terhadp golongan umur piutang pada akhir periode.
1. Penyisihan Atas Dasar Saldo Penjualan
Perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dengan cara ini dilakukan dengan menetapkan suatu presentase tertentu terhadap penjualan. Sedapat mungkin angka penjualan yang dipakai adalah penjualan kredit. Akan tetapi, apabila untuk memperoleh angka tersebut diperlukan terlalu banyak waktu dan biaya maka presentase dapat juga didasarkan atas total penjualan. Kalau perbandingan antara penjualan tunai dan penjualan kredit tidak banyak mengalami perubahan, hasil yang diperoleh akan cukup memuaskan.
Contohnya, penjualan kredit bersih selama tahun 2017 berjumlah Rp 170.400 dan manajemen perusahaan menetapkan bahwa penyisihan dihitung sebesar ¼% dari penjualan. Piutang tak tertagih selama tahun 2017 dihitung sebagai berikut: ¼% X Rp 170.400 = Rp 426. Dalam metode presentase penjualan, jumlah ini merupakan beban piutang tak tertagih yang harus dicatat dalam kegiatan tahun berjalan. Ayat jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:
(D) Beban piutang tak tertagih Rp 426
(K) Penyisihan piutang tak tertagih Rp 426
Dalam metode presentase penjulan, beban piutang tak tertagih tidak dipengaruhi oleh saldo akun penyisihan sebelum adanya ayat jurnal penyesuaian. Dalam metode presentase saldo piutang, jumlah beban piutang tak tertagih ditentukan olehnya.
Apabila setelah beberapa waktu terlihat bahwa saldo penyisihan piutang tak tertagih menjadi terlampau besar, oleh karena jumlah yang betul-betul dihapuskan lebih kecil, maka presentase yang diterapkan mungkin perlu direvisi.