Tampilkan postingan dengan label Akuntansi Biaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akuntansi Biaya. Tampilkan semua postingan

Cara Penetapan Biaya Standar

Proses Cara Penetapan Biaya Standar - Biaya standar umumnya menyangkut biaya produksi karena hubungan input dan output yang lebih jelas sehingga biaya produksi meliputi : 

Biaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu unit produk. Dalam menentukan biaya standar bahan baku untuk mengolah satu unit produk tertentu terdapat dua faktor : 
a Standar harga bahan baku yaitu harga bahan baku per unit yang seharusnya terjadi di dalam pembelian bahan baku 
b Standar kuantitas bahan baku yaitu kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai dalam pengolahan satu satuan produk 
Rumus :
Cara Penetapan Biaya Standar
Cara Penetapan Biaya Standar 2



Biaya tenaga kerja langsung standar adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu unit produk. Dalam menentukan biaya standar bahan baku untuk mengolah satu unit produk tertentu terdapat dua faktor : 
a. Standar tarif upah langsung yaitu tarif upah yang seharusnya terjadi di dalam pengolahan per unit produk tertentu 
b. Standar jam kerja yaitu jam kerja yang seharusnya dipakai dalam pengolahan satu satuan produk 

Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar (BTKL)


Biaya overhead pabrik standar adalah biaya oevrhead pabrik yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu unit produk. Dalam menentukan biaya overhead pabrik standar untuk mengolah satu unit produk tertentu terdapat dua faktor : 

a. Standar tarif overhead pabrik yaitu tarif overhead pabrik yang dibebankan per unit produk tertentu. Tarif overhead pabrik standar terdiri atas 
tarif overhead pabrik tetap 
tarif overhead pabrik variabel 

Penentuan tarif overhead pabrik bisa dihitung dengan rumus : 
Tarif overhead pabrik standar = Total biaya overhead pabrik standar yang dianggarkan : kapasitas normal (atas jam kerja tenaga kerja langsung) 
Tarif overhead pabrik tetap standar = biaya overhead pabrik tetap standar yang dianggarkan : kapasitas normal (atas jam kerja tenaga kerja langsung) 
Tarif overhead pabrik variabel standar = biaya overhead pabrik variabel standar yang dianggarkan : kapasitas normal (atas jam kerja tenaga kerja langsung) 

b. Standar jam kerja yaitu jam kerja yang dibutuhkan untuk mengolah satu satuan produk. Jam kerja standar berbeda dengan jam kerja normal. Kalau jam kerja normal merupakan norma yang menjadi acuan produksi dalam satu periode tertentu. Kalau 
jam kerja standar adalah jam kerja yang seharusnya dialami untuk tiap output yang diproduksi. 

Biaya Overhead Pabrik Standar


Dalam Analisis selisih atau varian biaya standar dengan biaya sesungguhnya (metode full costing) Terdapat beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam penganalisisan selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar yaitu :
1. Penetapan biaya standar 
2. Penetapan biaya sesungguhnya 
3. Penghitungan selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar 
4. Interpretasi selisih yaitu : 
Dikatakan menguntungkan (favorable) apabila biaya standar lebih besar dari biaya sesungguhnya 
Dikatakan tidak menguntungkan (unfavorable) apabila biaya standar lebih rendah daripada biaya sesungguhnya 

Sedangkan tujuan dilakukannya analisis selisih biaya bahan baku adalah sebagai berikut : 
1. Memonitor kinerja departemen pembelian dan mendeteksi pengaruh faktor internal dan eksternal atas biaya bahan baku. 
2. Mengukur efek kenaikan atau penurunan harga bahan baku atas laba perusahaan. 




Oleh karena itu perlu dibuatkan tahapan analisis yaitu satu tahap dan dua tahap sebagai berikut : 
1. Analisis Pembelian Bahan Baku (BB) 
2 Analisis Biaya Pemakaian Bahan Baku
Mengenai 2 pokok hal diatas dapat kalian pelajari disini Analisis Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku





Pada selisih biaya tenaga kerja langsung terdapat dua macam analisis yaitu : 
A. Analisis Satu Tahap 
Selisih biaya tenaga kerja langsung 
= biaya tenaga kerja langsung standar (B.TKLst) – biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya (B. TKLs) 
= (TU st x JTKL st) - (TU s x JTKL s) 

B. Analisis Dua Tahap 
Selisih tarif tenaga kerja langsung = (TU st – TU s) x JKTL s 
Selisih efisiensi tenaga kerja langsung = (JTKL st – JTKL s) x TU st 

Contoh penerapannya : 
Jika diketahui : 
Jam tenaga kerja langsung standar/yang diperkenankan (JTKL st) 
= 1504 jam 
Tarif upah standar (TU st) = Rp 12/jam 
Jam tenaga kerja langsung sesungguhnya (JTKL s) = 1632 jam 
Tarif upah sesungguhnya (TU s) = Rp 12,5 /jam 

Pertanyaan :
a. Selisih biaya tenaga kerja langsung 
b. Selisih tarif tenaga kerja langsung 
c. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung 

Jawab : 
a. Selisih biaya tenaga kerja langsung = (TU st x JTKL st) - (TUs x JTKL s) 
= ( 12 x 1504 ) - ( 12,5 x 1632 ) 
= -2352 (tidak menguntungkan) 

b. Selisih tarif tenaga kerja langsung = (TU st – TU s) x JKTL s 
= (12– 12,5 ) x 1632
= -816 (tidak menguntungkan) 

c. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung = (JTKL st – JTKL s) x TU st 
= (1504 – 1632 ) x 12 = -1536 (tidak menguntungkan) 





Sedangkan pada selisih biaya overhead pabrik Terdapat empat macam analisis yaitu: 
A Analisis Satu Tahap 
Selisih Biaya Overhead Pabrik (BOP) 
= Biaya Overhead Pabrik Standar - Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 
= (TOP st x JK st ) – (TOP s x JK s) 

B Analisis Dua Tahap

Analisis Dua Tahap


C Analisis Tiga Tahap

Analisis Tiga Tahap


D Analisis Empat Tahap

Analisis Empat Tahap






Pada selisih hasil dan komposisi (mix and yield variance) terdapat dua macam analisis yaitu : 
A. Selisih Bauran 
Standar spesifikasi bahan baku umumnya terdiri atas bermacam tingkatan dan jenis bahan baku. Di kebanyakan kasus didasarkan kepada uji laboratorium dan teknik. Bauran bahan baku digunakan untuk tujuan penurunan biaya. Selisih komposisi (mix variance) adalah perbedaan diantara biaya standar bauran bahan baku sesuai formula dengan biaya standar bahan baku berdasar komposisi yang sesungguhnya digunakan. Rumus selisih komposisi :

Analisis mix and yield variance


B. Selisih Hasil 
Selisih hasil (yiled variance) bahan baku adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara hasil bahan baku yang seharusnya dengan hasil dari bahan baku yang sesungguhnya. Rumus :

Analisis mix and yield variance 2


| Juni 05, 2018 |

Analisis Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku Satu dan Dua Tahap

Analisis Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku Satu dan Dua Tahap - Adalah mari kita bahas dengan materi berikut ini:



Analisis Pembelian Bahan Baku (BB) 

A. Analisis satu tahap : 
Selisih biaya pembelian BB = B. pembelian BB standar – B pembelian
BB sesungguhnya = (Ks yang digunakan x Hst /unit ) – (Ks yang dibeli x Hs /unit) 
B. Analisis dua tahap : 
Selisih Persediaan BB = (Ks yang digunakan – Ks yang dibeli) x Hs 
Selisih Harga Pembelian BB = (Hst/unit – H s/unit) x Ks yang dibeli 



Analisis Biaya Pemakaian Bahan Baku 

A Analisis satu tahap 
Selisih biaya pemakaian BB = Biaya pemakaian BB standar – Biaya pemakaian BB sesungguhnya = (Kst yang diperkenankan x Hst) – (Ks yang digunakan x Hs)

B Analisis dua tahap 
Selisih harga pemakaian BB = (Hst/unit – Hs/unit) x Ks yang digunakan 
Selisih kuantitas pemakaian BB = (Kst yang diperkenankan – Ks yang digunakan) x Hst 




Contoh penerapannya: 
Jika diketahui beberapa data sebagai berikut : 
Harga standar (Hst) per unit = Rp 7,5/unit 
Kuantitas standar (Kst) yang diperkenankan = 9336 unit 
Harga sesungguhnya (Hs) per unit = Rp 7,44/unit 
Kuantitas sesungguhnya (Ks) yang digunakan = 9500 unit Kuantitas sesungguhnya (Ks) yang dibeli = 10.000 unit 
Pertanyaan :
a. Selisih biaya pembelian bahan baku 
b. selisih persediaan BB 
c. Selisih harga pembelian BB 
d. Selisih biaya pemakaian bahan baku 
e. Selisih harga pemakaian bahan baku 
f. Selisih kuantitas pemakaian bahan baku 

Jawab: 
a. Selisih biaya pembelian BB = (Ks yg digunakan x Hst /unit ) – (Ks yg dibeli x Hs /unit) 
= (9500 x 7,5) - (10.000 x 7,44) 
= -3150 (tidak menguntungkan) 

b. Selisih persediaan BB = (Ks yang digunakan – Ks yang dibeli) x Hs 
= (9500 - 10.000) x 7,44 
= 3750 (tidak menguntungkan) 

c. Selisih harga pembelian BB = (Hst/unit – H s/unit) x Ks yang dibeli 
= (7,5 - 7,44) x 10.000 
= 600 (menguntungkan) 

d. Selisih biaya pemakaian BB = (Kst yang diperkenankan x Hst) – (Ks yang digunakan x Hs) 
= (9336 x 7,5) - (9500 x 7,44) 
= -660 (tidak menguntungkan)


Sebelumnya mengenai Akuntansi Biaya Standar ini dapat menambah pengetahuan anda


e. Selisih harga pemakaian BB= (Hst/unit – Hs/unit) x Ks yang digunakan 
= (7,5 - 7,44) x 9500 
= 570 (menguntungkan) 

f. Selisih kuantitas pemakaian BB= (Kst yg diperkenankan – Ks yg digunakan) x Hst 
= (9336 - 9500) x 7,5 
= 12300 (tidak menguntungkan) 

| Juni 02, 2018 |

Akuntansi Biaya Standar

Akuntansi Biaya Standar - Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi menjadi dua: metode tunggal (single plan) dan metode ganda (partial plan). Perbedaan antara dua sistem akuntansi biaya standar tersebut terletak pada waktu penyajian informasi mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya kepada manajemen.

Dalam metode tunggal, rekening Barang dalam Proses didebit dengan biaya standar dan dikredit dengan biaya standar atau dengan kata lain, rekening Barang dalam Proses didebit dan dikredit dengan angka tunggal, yaitu angka standar. Dalam sistem ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada saat masukan dipakai dalam proses produksi, sehingga setiap saat manajemen dapat mengetahui berapa penyimpangan yang terjadi antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar. Penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dicatat dalam rekening Selisih pada saat terdinya. (Tabel 12.1)

Akuntansi Biaya Standar


Dalam metode ganda, dalam rekening Barang dalam Proses dicatat angka ganda, sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya, dan sebelah kredit diisi dengan biaya; standar. Dalam metode ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi (Tabel 12.3)

Akuntansi Biaya Standar 2


Dalam akuntansi biaya metode ganda atau partial plan mempunyai beberapa karakteristik yaitu : 
1. Rekening Barang dalam Proses didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Dalam metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya dan persediaan produk jadi dicatat pada harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat pada harga pokok standar 
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi, setelah harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang dalam Proses. 
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening -rekening buku besar. 



Sedangkan pada akuntansi biaya metode tunggal atau single plan dfapat dijelaskan dengan membagi kedalam tiga bagian yaitu : 
1. Pencatatan Biaya Bahan Baku 
Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dipengaruhi oleh saat pencatatan selisih harga bahan baku. Oleh karena itu, pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi menjadi tiga: 
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli. 
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai. 
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai. 

2. Selisih Harga Bahan Baku Dicatat pada Saat Bahan Baku Dibeli 
Dalam metode pencatatan ini, rekening Persediaan Bahan Baku didebit sebesar hasil kali kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga standar bahan baku per satuan. Rekening Utang Dagang dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan. Selisih antara pendebitan rekening Persediaan Bahan Baku dengan pengkreditan rekening Utang Dagang dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan baku (materials purchase price variance).


Pada saat bahan baku dipakai, rekening Barang dalam Proses didebit dengan hasil kali kuantitas standar bahan baku yang dipakai dengan harga standar, sedangkan rekening Persediaan Bahan Baku dikredit sebesar kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai dengan harga standar. Selisih pendebitan rekening Barang dalam Proses dengan pengkreditan rekening Persediaan Bahan Baku dicatat dalam rekening Selisih Pemakaian Bahan Baku (materials quantity variance).

Sebelumnya mengenai Jenis Macam Penggolongan Standar ini dapat menambah pengetahuan anda

Metode pencatatan bahan baku ini menimbulkan kesulitan apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan bahan baku di gudang. Kesulitan yang timbul adalah dalam menentukan selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada persediaan bahan baku pada akhir periode tersebut. Rekening Selisih Harga Pembelian Bahan Baku hanya dapat menunjukkan jumlah seluruh selisih harga pembelian bahan baku yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. 

3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli 
Penjelasan metode ini adalah pada saat bahan baku dibeli selisih harga yang terjadi dicata dalam rekening selisih harga pembelianbahan baku. Kemudian pada saat bahan baku dipakai sebagian dari selisih harga yang melekat pada bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening selisih bahan baku yang dipakai. Dalammetode ini persediaan bahan baku didebit dan dikredit dengan harga standar bahan baku.
| Mei 29, 2018 |

Jenis Jenis Penggolongan Standar

Jenis Jenis Penggolongan Standar - Adalah Standar dapat digolongkan atas dasar tingkat keketatan atau kelonggaran sebagai berikut:



1. Standar Teoritis 
Standar teoritis disebut pula dengan standar ideal, yaitu standar yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dapat dicapai. Pada walnya akuntansi biaya standar menjadi terkenal dan ada tendensi bagi sebagai manajemen untuk menggunakan standar teoritis. Asumsi yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksanaan. Kebaikan standar teoritis adalah bahwa standar tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Tetap pelaksanaan yang sempurna yang dapat dicapai oleh orang atau mesin jarang dapat dicapai sehingga standar ini seringkali menimbulkan frustasi. Jangka standar ini sekarang jarang dipakai


Jenis Jenis Penggolongan Standar



2. Rata-rata biaya waktu yang lalu 
Jika biaya standar ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode yang telah lampau, standar ini cenderung merupakan standar yang longgar sifatnya. Rata-rata biaya waktu yang lalu dapat mengandung biaya-biaya yang tidak efisien , yang seharusnya tidak bole dimasukkan sebagai unsur biaya standar. Tetapi jenis standar ini kadang-kadang berguna pada saat permulaan perusahaan menerapkan sistem biaya standar, dan terhadap jenis biaya standar ini secara berangsur-angsur kemudian diganti dengan biaya yang benar-benar menunjukkan efisiensi 

3. Standar normal 
Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. Kenyataannya standar normal didasarkan pada rata-rata biaya di masa yang lalu, yang disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang. Standar normal berguna bagi manajemen dalam perencanaan kegiatan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang. Standar normal tidak begitu bermanfaat ditinjau dari sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan keputusan pendek. 



Mengenai materi sebelumnya yaitu Biaya Over Head Pabrik Standar ini dapat menambah pemahaman anta mengenai materi ini



4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high performance) 
Standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik untuk menilai pelaksanaan. Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.

| Mei 26, 2018 |

Biaya Overhead Pabrik Standar

Biaya Overhead Pabrik Standar - Prosedur penentuan tarif biaya overhead pabrik standar sama dengan prosedur yang telah dibahassebelumnya. Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Manfaat utama tarif overhead standar ini, yang meliputi unsur biaya overhead pabrik variabel dan tetap, adalah untuk penentuan harga pokok produk dan perencanaan.

Agar supaya tarif overhead standar ini dapat bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan ke dalam tetap dan variabel. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran kapasitas.

Ada perbedaan pokok antara tarif biaya overhead standar untuk penentuan harga pokok produk dengan tarif biaya overhead standar untuk pembuatan anggaran fleksibel. Tarif biaya overhead standar menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif biaya overhead pabrik ini semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel.

Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu. Untuk lebih memudahkan pemahaman berikut diilustrasikan contoh anggaran fleksibel dan penentuan tarif biaya overhead pabrik standar (Tabel 12.1)


Sebelumnya mengenai Biaya Tenaga Kerja Standar ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman anda mengenai sub pembahasan ini


Diasumsikan kapasitas normal Departemen A tersebut pada tingkat 80%, dan tarif biaya overhead didasarkan pada jam tenaga kerja, maka tarif biaya overhead pabrik standar dihitung sebesar Rp555,55 per jam tenaga kerja (Rp2.500.000 : 4.500)

Biaya Overhead Pabrik Standar


| Mei 22, 2018 |

Biaya Tenaga Kerja Standar

Biaya Tenaga Kerja Standar - Sama halnya dengan biaya bahan baku standar biaya tenaga kerja standar terdiri dari atas dua unsur yaitu : jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.

Untuk dapat menetukan jam tenaga kerja standar dibutuhkan beberapa syarat zebagai berikut : 
a. Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum. 
b. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling dan dispatching, agar supaya aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran. 
c. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi. 
d. Standardisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi-instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilaksanakan dengan baik.


Biaya Tenaga Kerja Standar



Sedangkan Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : 
1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang lalu. 
2. Membuat test run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan 
3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan. 
4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk. 

Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa dihindari seperti menunggu bahan baku, reparasi dan pemeliharaan mesin serta faktor-faktor kelelahan kerja. Hal tersebut dikarenakan tidaklah mungkin seorang pekerja memiliki tingkat kecepatan yang sama dalam setiap menit selama 8 jam kerja.

Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan dibayar.


Sebelumnya mengenai Biaya Bahan Baku Standar ini dapat menambah pemahaman anda tentang materi ini


Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar : 
1. Perjanjian atau kontrak dengan karyawan. 
2. Data upah di masa lalu yaitu dapat digunakan sebagai tarif upah standar adalah : rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau median dan upah karyawan masa lalu. 
3. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal. 

| Mei 19, 2018 |

Penentuan Fungsi Jenis Biaya Bahan Baku Standar

Penentuan Fungsi Jenis Biaya Bahan Baku Standar - Adalah mari kita bahas dengan materi dibawah ini:


Selanjutnya adalah Biaya bahan baku standar terdiri dari: 
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar. 
2. Harga per satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar. 

Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah dap-dap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai.

Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan: 
1. Penyelidikan teknis. 
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk: 
a. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu. 
b. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu. 
c. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik. 

Dalam kartu bahan baku ini dapat pula meliputi kelonggaran standar untuk pemborosan atau kerugian yang normal terjadi, tetapi bisa juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai selisih (variance) dari standar atau sebagai unsur biaya overhead pabrik sehingga kuantitas standar bahan baku tidak termasuk di dalamnya unsur pemborosan bahan bak).

Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, maka perlu ditentukan harga standar bahan baku. Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, katalog atau informasi yang sejenis dan informasi lain yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga tersebut di masa depan. Jika biaya angkut dan biaya pengurusan bahan baku yang lain dibebankan kepada bahan baku, maka harga standar tersebut harus juga memperhitungkan biaya-biaya tersebut. Begitu juga potongan pembelian yang diperkirakan akan diperoleh dari pemasok harus dikurangkan dari harga beli bruto dalam penetapan harga standar.

Contohnya adalah :

Penentuan Fungsi Jenis Biaya Bahan Baku Standar


Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa: 
a. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun. 
b. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar. 
c. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang. 

Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan penggunaan biaya standar tersebut. Jika fluktuasi harga cenderung untuk berulang kali terjadi dan tidak dapat dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik, maka harga normal yang tepat untuk situasi ini. Di lain pihak, jika arah perubahan harga di masa yang akan datang dapat diperkirakan dengan baik, maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di mana biaya standar tersebut akan dipakai. 


Sebelumnya mengenai Pusat Pertanggung Jawaban Biaya Standar ini dapat menambah pengetahuan anda



Harga standar bahan baku digunakan untuk: 
a. Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian. 
b. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan. 

Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya. Tetapi harga standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar biasa. 

| Mei 15, 2018 |

Pusat Pertanggungjawaban Biaya Standar

Pusat Pertanggungjawaban Biaya Standar - Dalam memahami sistem biaya standar terlebih dahulu harus mengetahui berbagai macam pusat pertanggungjawaban yang biasanya terdapat di dalam perusahaan. Hal ini penting karena tidak semua pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan biayanya dengan menggunakan sistem biaya standar ini.

Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi di dalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Secara umum kegiatan setiap pusat pertanggungjawaban di dalam perusahaan adalah mengolah masukan menjadi keluaran. Jika masukan suatu pusat pertanggungjawaban dikalikan dengan harganya, akan diperoleh biaya, sedangkan jika keluarannya dikalikan dengan harganya akan diperoleh pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Semua pusat pertanggung-jawaban dapat diukur masukannya, tetapi tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif. Seperti pada menentukan satuan ukuran bagi keluaran Departemen Pembangkit Listrik yaitu kilowatt hour, tetapi tidak dengan menetukan satuan ukuran keluaran departemen sumber daya manusia.


Pusat Pertanggungjawaban Biaya Standar



Berdasarkan atas masukan dan keluarannya, pusat pertanggungjawaban di dalam perusahaan secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu :
1. Pusat biaya (expense center) adalah pusat pertanggung jawaban yang prestasi manajemenya diukur berdasarkan masukannya.
2. Pusat pendapatan adalah pusat pertanggung jawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan keluarannya.
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan selisih antara keluaran dan masukan (laba).
3. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan investasi di dalam pusat pertanggungjawaban tersebut.
4. Pusat biaya dapat dibagi lebih lanjut menurut sifat biaya yang dikeluarkan oleh pusat pertanggungjawaban tersebut. Engineered expense center adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa engineered expense, yaitu biaya yang masukan dan keluarannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat contohnya adalah departemen produksi.

Sebagian besar biaya departemen ini memiliki hubungan yang erat dan nyata dengan keluarannya. Jika masukan biaya produksi ditambah, keluaran departemen tersebut juga akan mengalami kenaikan berarti masukan departemen ini memiliki hubungan yang erat dengan keluarannya. Di sisi lain jika keluaran departemen produksi ini ditambah akan menyebabkan bertambahnya masukan departemen tersebut berarti masukan departemen ini memiliki hubungan yang nyata dengan keluarannya.



Sebelumnya mengenai Manfaat dan Kelemahan Biaya Standar ini dapat menambah pengetahuan anda


Discretionary expense center adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa discretionary expense, yaitu biaya yang antara masukan dan keluarannya tidak memiliki hubungan yang erat nyata contohnya adalah departemen pemasaran. Sebagian besar biaya departemen ini tidak memiliki hubungan yang erat dan nyata dengan keluarannya. Biaya promosi tidak memiliki hubungan yang erat dengan volume penjualan yang merupakan keluaran departemen pemasaran. Jika biaya promosi ditambah volume penjualan departemen pemasaran belum tentu bertambah. jika departemen pemasaran menetapkan biaya iklan sebesar 2% dari hasil penjualan, biaya iklan ini seolah-olah memiliki hubungan yang erat dengan keluaran departemen pemasaran, namun kenyataannya biaya iklan tersebut hanya memiliki hubungan yang artifisial dengan keluaran departemen pemasaran.

Sistem biaya standar hanya dapat diterapkan sebagai alat pengendalian biaya yang efektif di dalam engineered expense center atau pusat pertanggungjawaban yang sebagai besar biayanya merupakan engineered expense. Dalam pusat pertanggungjawaban ini antara masukan dengan keluaran dapat diukur secara kuantitatif, sehingga dapat ditentukan tingkat efisiensinya, sehingga memungkinkan diterapkannya pengendalian biaya den menggunakan sistem biaya standar. 

| Mei 12, 2018 |

Manfaat dan Kelemahan Sistem Biaya Standar

Manfaat dan Kelemahan Sistem Biaya Standar – Dalam Pengendalian Biaya adalah. Mari kita bahas dengan materi berikut ini bersama sama.



Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya

Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang penting di dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.

Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain.

Sistem biaya standar yang menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan” (exception principles). Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan-keadaan yang menyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen diperlengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.


Manfaat dan Kelemahan Sistem Biaya Standar





Kelemahan Biaya Standar

Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama.

Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan. Sebagai contoh, suatu perubahan dalam harga bahan baku memerlukan penyesuaian terhadap persediaan, tidak saja persediaan bahan baku tetapi juga persediaan produk dalam proses dan produk jadi yang berisi bahan baku tersebut.


Sebelumnya mengenai Pengertian dan Ketentuan Biaya Standar Ini dapat menambah pengetahuan anda


Jika standar sering diperbaiki, hal ini. menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis.

Itulah materi mengenai Manfaat dan Kelemahan Sistem Biaya Standar. Semoga apa yang telah terangkum dalam materi diatas dapat bermnafaat.

| Mei 08, 2018 |

Pengertian dan Ketentuan Biaya Standar

Pengertian dan Ketentuan Biaya Standar - Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat suatu produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu selama periode tertentu. Biaya standar membentuk suatu norma bagi input-input produksi, seperti unit bahan baku, jam kerja tenaga kerja langsung, dan persentase kapasitas pabrik yang digunakan. Suatu sistem biaya standar bisa digunakan baik untuk akumulasi biaya berdasarkan pesanan maupun yang berdasarkan proses

Kata-kata biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa biaya yang ditentukan di muka merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Jika biaya yang sesungguhnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasarinya tidak berubah.


Pengertian dan Ketentuan Biaya Standar



Untuk menentukan berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan produk atau untuk satu satuan jasa harus penelitian lebih dahulu mengenai kegiatan produksi atau penyerahan jasa yang paling efisien. Sebagai contoh, misalnya di dalam penentuan berapa biaya bahan baku yang seharusnya untuk menghasilkan satu satuan produk x, lebih dahulu harus ditentukan rancangan produk x yang menggunakan bahan baku yang paling efisien, dengan proses produksi yang paling efisien.

Dengan ditentukannya rancangan produk x dengan penggunaan bahan baku dan proses produksi yang paling efisien tersebut, kemudian dapat ditentukan berapa kuantitas bahan baku yang seharusnya dibutuhkan untuk setiap satuan produk x. Kuantitas bahan baku yang seharusnya kemudian dikalikan dengan harga bahan baku yang seharusnya akan merupakan biaya standar bahan baku untuk setiap satuan produk x. Dengan demikian, pengertian biaya yang seharusnya mengandung di dalamnya pengertian efisiensi, yang merupakan perbandingan tertentu antara masukan dengan keluaran.


Sebelumnya mengenai Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran ini dapat menambah pengetahuan anda

Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.

| Mei 01, 2018 |

Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran

Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran - Dalam sistem biaya taksiran rekening barang dalam proses didebit dengan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dan dikredit sebesar hasil kali jumlah produk selesai dan produk dalam proses dnegan biaya taksiran per satuan.

Karena harga pokok produk jadi yang masuk gudang dihargai dengan biaya taksiran, maka pada saat dijual, harga pokok penjualannya adalah sebesar hasil kali jumlah produk yang dijual dengan biaya taksiran per satuan. Selisih diantara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan cara mencari saldo rekening barang dalam proses dan dipindahkan ke rekening Selisih. 




A. Prosedur Pencatatan Biaya Bahan Baku
Untuk pencatatan biaya bahan baku semua peristiwa dicatat dengan menggunakan biaya sesungguhnya

Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran






B. Prosedur Pencatatan Biaya Tenaga Kerja 
Untuk pencatatan biaya tenaga kerja semua peristiwa dicatat dengan menggunakan biaya sesungguhnya

Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran 2






C. Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik 

Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran 3






D. Prosedur Pencatatan Persediaan Produk Jadi dan Persediaan Barang dalam Proses 

1. Pencatatan persediaan produk jadi (harga pokok produk jadi dihitung dengan mengalikan kuantitas produk jadi dengan biaya taksiran per satuan produk) 


Prosedur Pencatatan Persediaan Produk Jadi dan Persediaan Barang dalam Proses


2. Persediaan barang dalam proses (harga pokok produk dalam proses dihitung dengan mengalikan unit ekuivalen kuantitasnya dengan biaya taksiran per satuan produk) 


Prosedur Pencatatan Persediaan Produk Jadi dan Persediaan Barang dalam Proses  2






E. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan 

Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan






Sebelumnya mengenai Cara Menentukan Biaya Taksiran ini dapat menambah pengetahuan anda








F. Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya 

Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya


Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dapat diperlakukan sebagai berikut : 

1. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau rekening Rugi Laba
2. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan yaitu dibagikan ke rekening Produk Jadi dan Harga Pokok Penjualan 
3. Dibagikan secara adil ke rekening-rekening : Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok Penjualan 
4. Membiarkan selisih-selisih tersebut tetap dalam rekening Selisih sehingga rekening ini berfungsi sebagai deffered account. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan selisih-selisih yang terjadi diantara periode akuntansi akan saling menutup 


Contoh penerapannya ; 
PT Lobster Sejati memproduksi pembenihan udang windu dalam satu tahap pengolahan. Taksiran biaya produksi per kilogram adalah:

Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya  2


Data kegiatan perusahaan dalam bulan Maret 2008 adalah: 
1. Persediaan pada awal bulan Maret 2008 
a. Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp 20.000 
b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 3000 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : biaya bahan baku 100%, biaya konversi 2/3. harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses ini dihitung sebagai berikut : 

Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya  3


c. Persediaan produk jadi berjumlah 500 kg 

2. Kegiatan selama bulan Maret 2008 
a pembelian bahan baku sebesar Rp 660.000 
b jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34500 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 925000 
c biaya overhead pabrik yang diebbankan kepada produk aas dasar tarif per jam kerja langsung sebesar Rp 37. Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam bulan November berjumlah Rp 1.262.000 
d produk jadi yang ditransfer ke gudang selama bulan November berjumlah 35500 kg 
e produk jadi dijual dengan harga jual Rp 110 per kg 

3. Persediaan pada akhir bulan Maret 2008 
a harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama sebesar Rp 40.000 
b Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2500 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku 100%; biaya konversi 20% 
c persediaan produk jadi berjumlah 1000 kg 
Berdasarkan atas data tersebut maka jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya 4
Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya 5
Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya 6
Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya 7
| April 28, 2018 |

Pengertian Tujuan Cara Menentukan Sistem Biaya Taksiran

Pengertian Tujuan Cara Menentukan Sistem Biaya Taksiran - Biaya taksiran (estimated cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan di muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilaksanakan. Sistem biaya taksiran adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya yang ditentukan di muka dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi.

Biaya taksiran berbeda dengan biaya standar yang juga merupakan biaya yang ditentukan di muka dalam hal metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik atau kuantitas. Dalam sistem biaya standar norma fisik ditentukan berdasar suatu penyelidikan teknik dan gerak dan waktu (time and motion studies), yang biasanya didahului dengan analisis rinci tata letak pabrik dan jadwal produksi. Jika jumlah fisik yang sesungguhnya dipakai melebihi norma yang ditentukan, maka hal ini dipandang sebagai pemborosan dan dibebankan ke dalam periode terjadinya.


Pengertian Tujuan Cara Menentukan Sistem Biaya Taksiran



Dalam sistem biaya taksiran dasar yang dipakai untuk menentukan norma fisik terbatas kepada pengalaman produksi masa lalu. Jika terjadi penyimpangan dari norma fisik, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan sebab-sebabnya. 


Tujuan penggunaan sistem biaya taksiran adalah : 
1. Untuk menjembatani menuju sistem biaya standar 
2. Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya standar 
3. Untuk pengendalian dan analisis kegiatan 
4. Untuk mengurangi biaya akuntansi 


Cara menentukan biaya taksiran adalah dengan memecah nya menjadi beberapa unsure biaya : 
1. Biaya bahan baku 
2. Biaya tenaga kerja langsung 
3. Biaya overhead pabrik 


Biaya taksiran bisa ditentukan atas dasar data masa lalu, dari perhitungan, dari rumus kimia atau matematis, atau secara sederhana dengan taksiran. Biaya taksiran ditentukan untuk setiap jenis produk yang diproduksi, pada awal masa produksi atau pada awal tahun anggaran. 
Dalam penentuan biaya taksiran, biaya bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu, perlu dilakukan penaksiran kuantitas tiap-tiap bahan baku yang dibutuhkan dan taksiran harga masiang-masing.

Penaksiran kuantitas bahan baku yang akan dikonsumsi dalam setiap satuan produk didasarkan pada spesifikasi teknis, percobaan, atau data masa lalu. Penaksiran bahan baku yang dapat didasarkan kepada harga kontrak pembelian dalam jangka waktu tertentu atau jika bahan baku harus dibeli dari waktu ke waktu dan harganya tergantung kepada harga pasar maka penaksiran harga dapat didasarkan kepada daftar harga yang dipublikasikan. 

Dalam penentuan taksiran biaya tenaga kerja, harus lebih dahulu diketahui semua jenis kegiatan untuk mengolah produk, karena jam tenaga kerja dipengaruhi oleh kecakapan tiap-tiap karyawan dan jenis pekerjaannya. Dalam menentukan jumlah jam tenaga kerja harus diperhitungkan juga waktu persiapan produksi, material handling, perbaikan mesin, dan lain-lain. Taksiran biaya tenaga kerja merupakan hasi lkali taksiran jumlah jam kerja untuk menghasilkan setiap satuan produk dengan tarif biaya tenaga kerja.


Sebelumnya mengenai Perbandingan Metode Full Costing dengan Variable Conting ini dapat menambah pengetahuan anda


Taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk didasarkan kepada tarif yang ditentukan di muka. Di dalam menentukan tarif biaya verhead pabrik diperlukanpemisahan ke dalam unsur tetap dan variabel. Biaya overhead bariabel ditaksir dengan melihat hubungan biaya tersebut dengan produksi, dengan anggapan bahwa terdapat hubungan yang konstan diantara jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan. Biaya overhead pabrik ditaksir dengan cara memperhatikan masing-masing unsur biaya overhead pabrik tetap yang bersangkutan seperti biaya depresiasi mesin, ditaksir dengan memperhitungkan jumlah mesin yang dimiliki sekarang dengan memperhitungkan rencana investasi serta renvana pemberhentian pemakaian mesin yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Penaksiran jumlah asuransi tergantung kepada kemungkinan perubahan polis asuransi yang diperkirakan akan terjadi dalam periode pemakaian baya taksiran. Gaji pengawas pabrik dapat ditaksir dengan melihat rencana gaji yang akan dibayarkan kepada pengawas tersebut. Dengan demikian taksiran biaya overhead pabrik tetap merupakan jumlah taksiran masing-masing unsur biaya overhead pabrik tersebut.

| April 24, 2018 |

Perbandingan Metode Full Costing dengan Variable Costing

Perbandingan Metode Full Costing dengan Variable Costing - Perbedaan pokok diantara metode full costing dengan variable costing terletak pada perlakuan atas biaya produksi tetap. Selanjutnya perbedaan ini akan mempengaruhi beberapa proses perhitungan sebagai berikut : 

1. Penghitungan harga pokok produk yaitu seperti terlihat pada gamabr di bawah : 


Perbandingan Metode Full Costing dengan Variable Costing



Dalam metode variable costing biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periode dan bukan sebagai unsur harga pokok produk sehingga tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. Metode full costing menunda pembebanan biaya overhad pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual. Jadi biaya ovehead pabrik yang terjadi baik tetap maupun variabel masih dianggap sebagai aktiva sebelum persediaan tersebut dijual. Sebaliknya pada metode variable costing tidak menyetujui penundaan pembebanan biaya overhead pabrik tetap tersebut kepada produk. 

2. Bentuk penyajian di laporan rugi laba. 
Di dalam laporan rugi laba dengan menggunakan metode variable costing biaya-biaya tetap dikelompokkan secaar terpisah. Hal ini dilakukan agar manajemen bisa mengawasi dan mengendalikan biaya tetap ini secara lebih akurat.

Perbandingan Metode Full Costing dengan Variable Costing 2


Manfaat yang bisa diperoleh dari diberlakukannya metode variable costing adalah sebagai berikut : 
1. Dalam pengendalian biaya variable costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya-biay aperiode dibandingkan dengan metode full costing. 
2. Dalam pengambilan keputusan variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek.

Selanjutnya akan djelaskan beberapa kelemahan-kelemahan dari metode variable costing yaitu : 
1. Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan, karen ajarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atai benar-benar tetap. 
2. Metode variable costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. 
3. Dalam metode variable costing naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan dalam penjualannya. 

| April 21, 2018 |

Kelemahan Metode Variable Costing

Kelemahan Metode Variable Costing - Adalah Selanjutnya akan djelaskan beberapa kelemahan-kelemahan dari metode variable costing yaitu :


1. Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan, karen ajarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atai benar-benar tetap. Sesuatu biaya digolongkan sebagai suatu biaya variabel jika : 
a. Harga barang atau jasa tidak berubah. 
b. Metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah 
c. Tingkat efisiensi tidak berfluktuasi 



Kelemahan Metode Variable Costing


Sedangkan biaya tetap dapat dibagi ke dalam dua kelompok : 
a. Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya biaya produksi, biaya pemasaran, keuangan, gaji manajer akuntansi dan sebagainya. 
b. Biaya tetap yang dalam jangka panjang konstan, misalnya biaya depresiasi dan sewa kantor yang dikontrakkan untuk jangka panjang. Namun dalam jangka panjang semua biaya adalah variable 

2. Metode variable costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. Karena metode variable costing hanya ditujukan untuk memenuhi kepentingan intern perusahaan. 

3. Dalam metode variable costing naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan dalam penjualannya. Untuk perusahaan yang kegiatannya secara musiman, maka variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode-periode tertentu, dan akan menghasilkan laba berlebihan dalam periode yang lain.


Sebelumnya mengenai Manfaat Metode Variable Costing ini dapat menambah pengetahuan anda


4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan akan dinilai lebih rendah, sehngga mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan. 

| April 17, 2018 |
Back to Top